Wiesseman (dalam Kuntaraf, 1992) akhli Kesehatan Masyarakat dari Universitas Loma Linda menyebutkan lima faktor yang menentukan VO2 Max seseorang yaitu: jenis kelamin, usia, keturunan, komposisi tubuh, dan latihan.
1).
Jenis kelamin. Setelah masa pubertas
wanita dalam usianya yang sama dengan pria umumnya mempunyai konsumsi oksigen
maksimal yang lebih rendah dari pria.
2).
Usia. Setelah usia 20-an VO2 Max
menurun dengan perlahan- lahan. Dalam usia 55 tahun, VO2 Max lebih kurang 27 %
lebih rendah dari usia 25 tahun. Dengan sendirinya hal ini berbeda dari satu
dengan orang yang lain. Mereka yang mempunyai banyak kegiatan VO2 Max akan
menurun secara perlahan.
3).
Keturunan. Seseorang mungkin saja
mempunyai potensi yang lebih besar dari orang lain untuk mengkonsumsi oksigen
yang lebih tinggi, dan mempunyai suplai pembuluh
darah kapiler yang lebih baik terhadap otot-otot,
mempunyai kapasitas paru-paru yang lebih besar, dapat mensuplai hemoglobin dan
sel darah merah yang lebih banyak dan jantung yang lebih kuat. Dilaporkan bahwa
konsumsi oksigen maksimum bagi mereka yang kembar identik sangat sama
(Klissouras, dalam Kuntaraf, 1992).
4).
Komposisi tubuh. Walaupun VO2 Max dinyatakan
dalam beberapa milliliter oksigen yang dikonsumsi per kg berat badan, perbedaan
komposisi tubuh seseorang menyebabkan konsumsi yang berbeda. Misalnya tubuh
mereka yang mempunyai lemak dengan persentasi tinggi mempunyai konsumsi oksigen
maksimum yang lebih rendah. Bila tubuh berotot kuat, VO2 Max akan lebih tinggi.
Sebab itu, jika dapat mengurangi lemak dalam tubuh, konsumsi oksigen maksimal
dapat bertambah tanpa tambahan latihan.
5).
Latihan/olahraga. Kita dapat
memperbaiki VO2 Max dengan olahraga atau latihan. Dengan latihan daya tahan
yang sistematis, akan memperbaiki konsumsi oksigen maksimal dari 5% sampai 25%.
Penelitian menunjukan bahwa laki-laki usia 65-74 tahun dapat meningkatkan VO2
Max sekitar 18 % setelah berolahraga secara teratur selama 6 bulan (Wiesseman,
dalam Kuntaraf, 1992).
Dari penelitian didapat kesimpulan bahwa: VO2 Max 93,4%
ditentukan oleh faktor genetik, selebihnya adalah oleh latihan. Oleh karena itu
VO2 Max seseorang dapat ditingkatkan; paling tidak daya tahan aerobik dapat
meningkat antara 6-20% dengan pelatihan atletik, yaitu dengan melakukan jalan,
jogging, ataupun lari. Peningkatan VO2 Max yang lebih besar pada umumnya adalah
terhadap individu yang tidak terlatih. Sedangkan pada orang yang latihannya
teratur dan pada atlet yang banyak mempergunakan daya tahan, maka peningkatan VO2
Maxnya kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar